Konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel di tahun 2025 tidak hanya berdampak pada stabilitas politik global, tetapi juga menciptakan krisis kemanusiaan yang parah, terutama dalam hal kesehatan masyarakat sipil. Perang ini telah menyebabkan sistem layanan medis kolaps di beberapa wilayah terdampak, memperparah kondisi warga sipil yang sudah rentan.
Krisis Kesehatan yang Meningkat Drastis
Salah satu efek paling nyata dari perang adalah rusaknya fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, dan puskesmas yang menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan nyawa. Tidak hanya infrastruktur, tetapi juga distribusi obat-obatan, alat medis, dan pasokan logistik menjadi sangat terbatas. Tenaga medis yang kewalahan bahkan menjadi korban karena bekerja di bawah tekanan, minim peralatan, dan ancaman keamanan.
Baca juga: Waspadai Efek Jangka Panjang Perang pada Kesehatan Mental Korban Sipil
Selain luka fisik akibat serangan, masyarakat juga dihadapkan pada kelaparan, kurang gizi, penyakit menular, serta gangguan kesehatan mental yang meningkat signifikan. Anak-anak, ibu hamil, dan lansia menjadi kelompok paling rentan dalam situasi ini.
6 Fakta Mengerikan Dampak Perang terhadap Kesehatan Sipil
-
Ribuan Fasilitas Kesehatan Rusak Berat
Rumah sakit dan klinik hancur atau berhenti beroperasi akibat serangan langsung dan kelangkaan pasokan medis. -
Kekurangan Tenaga Medis dan Relawan
Banyak dokter dan perawat meninggalkan zona perang karena tidak lagi mampu melayani secara maksimal. -
Penyakit Menular Mewabah di Pengungsian
Sanitasi yang buruk dan kepadatan kamp pengungsi menyebabkan wabah seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan demam berdarah. -
Meningkatnya Gangguan Kesehatan Mental
Trauma, stres berkepanjangan, dan kehilangan membuat banyak warga mengalami depresi hingga PTSD. -
Kelangkaan Obat dan Vaksin Dasar
Pasokan medis terganggu, termasuk kebutuhan vital seperti antibiotik, vaksin, dan alat bantu napas. -
Anak-anak Gagal Tumbuh Sehat
Kurang gizi, putus sekolah, dan trauma membuat generasi muda di wilayah konflik mengalami pertumbuhan yang tidak optimal.
Perang tidak pernah membawa kebaikan bagi masyarakat sipil. Dampaknya terhadap kesehatan bukan hanya berlangsung saat konflik terjadi, tetapi akan membekas lama setelah peluru terakhir ditembakkan. Upaya pemulihan dan perhatian terhadap hak hidup warga sipil harus menjadi agenda penting dalam setiap penyelesaian konflik