Perang yang berkepanjangan antara Thailand dan Kamboja telah memberikan dampak besar tidak hanya di medan tempur, tetapi juga pada fasilitas kesehatan yang ada. Rumah sakit, baik di perbatasan maupun kota besar, kini kewalahan menangani banyaknya korban yang terus berdatangan setiap hari. Kondisi ini menyoroti betapa besarnya beban sistem kesehatan dalam situasi krisis kemanusiaan seperti ini.
Dampak Langsung Perang Terhadap Rumah Sakit
Seiring meningkatnya ketegangan antara kedua negara, jumlah korban luka akibat konflik senjata terus meningkat. Banyak rumah sakit yang tidak memiliki kapasitas cukup, kekurangan tenaga medis, serta peralatan medis yang sudah melebihi batas penggunaan. Beberapa fasilitas bahkan terpaksa menolak pasien karena ruang perawatan sudah penuh.
Baca juga: Konflik Memanas! Warga Sipil Terjebak di Zona Perang Tanpa Bantuan Medis
Kondisi rumah sakit di daerah konflik semakin memperihatinkan. Berikut tantangan yang kini dihadapi:
-
Kekurangan tempat tidur dan ruang ICU untuk menangani luka serius
-
Persediaan obat-obatan yang menipis karena pasokan sulit masuk
-
Tenaga medis yang kelelahan dan mengalami tekanan mental berat
-
Banyaknya korban sipil yang membutuhkan penanganan darurat
-
Gangguan listrik dan akses air bersih yang memperburuk kondisi perawatan
Situasi ini menjadi cerminan betapa pentingnya kesiapan infrastruktur kesehatan dalam menghadapi krisis berskala besar. Di tengah konflik yang belum mereda, dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan, baik berupa bantuan medis, logistik, maupun perhatian terhadap keselamatan tenaga kesehatan.
Tanpa respons cepat dan dukungan yang memadai, rumah sakit akan terus berada di ambang kolaps, dan ribuan nyawa—termasuk warga sipil tak bersalah—akan semakin terancam.